Kamis, 04 Juli 2013

Mengapa Anak Jadi Pemarah?

Merupakan hal yang wajar jika anak-anak pada usia tertentu, biasanya 2-5 tahun, sering marah-marah. Ekspresi kemarahan mereka bermacam-macam. Ada yang berguling-guling di lantai, berteriak-teriak, bahkan melempar benda-benda yang ada di sekitarnya.


Apakah yang menyebabkan si kecil kita sering marah- marah?

Menurut psikolog Devi Ayuttya Wardhani,  M.Psi, dari Optima Psychology, anak-anak usia 2-5 tahun perkembangan bahasanya masih terbatas, sehingga ketika ia merasa tidak nyaman ketika mainannya direbut kakaknya misalnya, maka ia akan mengekspresikan emosinya dengan membentak, berguling-guling atau menangis supaya orang disekitarnya tahu kalau ia sedang marah.

Jika si kecil menarik diri atau diam saja ketika dia diganggu, tak bisa menunjukkan kemarahannya, maka ini harus dicari penyebabnya. Mengeluarkan rasa marah menunjukkan bahwa si kecil sehat emosinya. Karena normalnya, anak kecil adalah makhluk yang paling jujur dan spontan.

Faktor orangtua dapat menentukan sang anak pemarah atau bukan. Karena anak dapat mewarisi sifat temperamental, gampang tersinggung,dan gampang marah kedua orangtuanya. Apakah itu ayah atau ibunya.
 
Faktor lingkungan juga tak kalah besarnya mempengaruhi anak. Sering melihat ayah dan ibunya dengan emosi yang meledak-ledak ditambah pengasuh lain yang marah-marah dengan mengeluarkan kata-kata kasar atau tontonan televisi beradegan kekerasan, membuat mereka bisa saja marah sambil melempar barang, menendang, memukul dan sebagainya.

Pola asuh yang salah seperti mengikuti apa saja keinginan anak ketika dia marah-marah atau menangis. Sehingga dia merasa selalu mendapatkan keinginannya jika sudah marah-marah atau menangis. Biasanya hal ini terjadi di tempat umum seperti pusat perbelanjaan. Ayah atau Bunda tak kuasa menolak permintaan anak untuk dibelikan sesuatu jika anak sampai berguling-guling di lantai.

Ada juga anak yang biasanya penurut menjadi sering marah-marah saat punya adik baru. Hal ini bisa saja terjadi karena sebenarnya ia sedang cemburu pada adik baru. Untuk ini Mama dan Papa harus bisa menunjukkan perhatian yang sama terhadap semua anak-anaknya.

Lalu bagaimanakah menangani anak yang pemarah?

Mama dan Papa harus memberikan contoh bagaimana menyalurkan rasa marah dengan positif. Kalau mau anak berubah, tak pemarah lagi, harus diberikan lingkungan yang positif sehingga menjadi model prilaku yan bagus buat mereka.

Menahan diri untuk tak ikut-ikutan marah saat si kecil marah. Tenangkan diri dulu sebelum bicara dengan anak yang sedang marah. Ayah dan Bunda bisa berwudhu dulu sementara sang buah hati mengeluarkan amarahnya.

Bukan perkara gampang menghadapi anak yang gampang dan sering marah. Butuh kesabaran dan konsistensi. Semangat ya Bunda!!... :)




Sumber: http://ummi-online.com
             http://mychildguide.com












 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar