
Ketika badan terasa letih, lelah, setelah melakukan sejumlah aktifitas, mama pasti ingin istarahat bukan? Namun si kecil belum mau istirahat. Masih pengen maeeen aja.... Inilah saatnya emosi bisa memuncak tiba-tiba. Sadar atau ga, keluarlah teriakan, bentakan, kepada si kecil yang tak berdosa. :(
Membentak anak, menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, akan membuat anak semakin membangkang, terlebih di saat anak sedang tidak tenang dengan luapan emosi tinggi. Nah, sama-sama emosi deh!..
"Anak memiliki emosi yang belum stabil, dan belum dapat mengkomunikasikan dengan baik yang dirasakannya. Sehingga dibutuhkan pembelajaran emosi dengan verbalisasi emosi. Misal, anak marah, orang tua bisa mengatakan, 'oh, kamu sedang marah ya, atau begitu pula saat anak sedih. Namun tentu saja perkataan tadi tidak diucapkan ketika anak sedang mengalami luapan emosi. Tunggulah sampai ia tenang," jelas Vera saat ditemui pada acara "Media Coaching Clinic Lifebuoy & KidZania Jakarta", Kamis (20/12/2012).
Berikut beberapa cara yang dapat dicoba jika mama sedang emosi dan si kecil berulah:
*Ajarkan anak bersikap jika anak mulai berulah, posisikan diri Anda setinggi anak Anda kemudian lihat matanya. Bicarakan baik-baik pada anak kalau sikapnya tidak baik dan harus diperbaiki. Ajarkan bagaimana seharusnya ia bersikap. Cara ini lebih mengena pada anak dibandingkan Anda berteriak untuk memperingatkannya.
*Beri hukuman efektifJika cara di atas tidak berhasil dan malah membuat ulah anak semakin menjadi-jadi, mau tidak mau Anda harus memberikannya hukuman. Minta ia duduk di pojok hukuman selama beberapa menit, hingga emosinya dan Anda turun. Kemudian baru bicara baik-baik padanya, jangan lupa untuk mengungkapkan rasa sayang Anda padanya.
*Berikan peringatan Tekankan sampai tiga kali bagaimana seharusnya ia bersikap. Penelitian menunjukkan seseorang akan menanggapi serius sebuah peringatan jika disampaikan minimal tiga kali. Tanyakan juga alasan mengapa ia berulah, dengan begitu Anda bisa mengetahui penyebabnya. Anak pun merasa dihargai dan didengarkan pendapatnya.
Selamat belajar mengelola emosi ya mama.. :)
Sumber: http://female.kompas.com
http://www.parenting.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar