Senin, 22 Juli 2013

Amankah Obat Herbal Untuk Anak?



Jika si kecil panas atau batuk, pastinya Bunda kasih obat kan ya?.. Apakah obat yang Bunda kasih aman untuk si kecil? Obat buatan pabrik yang sudah teruji secara klinis atau malah obat herbal yang dikenal secara turun-temurun berdasarkan pengalaman tetua kita?

Lantas amankah jika Mama memberikan obat herbal saat si kecil sakit?

Menurut Dra. Katrin Basyah, MS, dosen Departemen Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, meski bersifat alami, tetap saja ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberi obat herbal pada anak.

“Karena tak memiliki dosis dan aturan pakai yang jelas seperti halnya obat pabrik, sebaiknya obat alami digunakan sebagaimana nenek moyang kita dulu menggunakannya. Misalnya, kalau resep menyebutkan menggunakan bawang merah satu siung, ya gunakan satu siung. Jangan melebihkannya,” kata Katrin.

Atau, andalkan intuisi Anda dalam hal ini! Misalnya, untuk bayi, Anda cukup gunakan satu siung bawang merah untuk dibalurkan ke tubuhnya. Sedangkan untuk anak lebih besar, tambahkan menjadi dua siung. Begitu pun untuk obat yang diminum. Untuk ramuan yang menggunakan kunyit atau jahe, misalnya, cukup gunakan ½ atau 1 ruas jari.

Tak hanya soal dosis dan aturan pakai, faktor keamanan obat tradisional ini juga bergantung pada cara Anda mengolahnya. “Yang paling penting adalah perhatikan soal kebersihan saat meramu obat tradisional,” tutur Katrin. Misalnya, sebaiknya tanaman atau umbi dicuci dulu dengan air matang hingga bersih. Begitu juga dengan peralatan yang akan digunakan, seperti panci atau kain saringan. Apa tujuannya? Untuk menghindari kotoran apapun, yang bisa mengontaminasi obat yang dibuat.


Jadi, boleh-boleh saja menggunakan obat herbal untuk anak, asal Anda menggunakannya dengan bijak. Contohnya yang dilakukan beberapa mama berikut ini.

"Kafka (kini 3), baru dua bulan ketika suhu tubuhnya sedikit di atas normal. Nah, salah seorang kakak menyarankan agar sebaiknya saya membalur punggung dan perut Kafka dengan potongan bawang merah yang dicampur minyak telon. Benar saja, 24 jam kemudian, suhu tubuh Kafka kembali normal, " kata Rina, mama yang berdomisili di Kelapa Gading, Jakarta.

Selain Rina, Shinta Swasti, mama satu putri yang tinggal di Bintaro, juga mengandalkan bawang merah setiap kali Meesha (2) panas. “Bawang merah diparut dengan temu kunci, lalu dicampur minyak kayu putih. Saya oleskan ke sekujur tubuhnya, mulai perut, dada, punggung, sampai ubun-ubun.”   

Nah.., selamat mencoba obat herbalnya ya Ma... :)




Sumber:   http://www.parenting.co.id, http://www.deherba.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar