Anak-anak dengan down syndrome memang langsung dapat dilihat perbedaannya dengan anak normal. Wajah mereka bundar seperti bulan purnama (moon face), dengan mata sipit yang ujung-ujungnya tertarik ke atas.
Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab kerusakan kromosom ke-21 yang menjadi pemicu kelainan genetis penyebab down syndrome ini. Diperkirakan ada beberapa factor yang berperan, seperti usia ibu yang sudah cukup lanjut, terpapar ultrasound USG lebih dari 400 kali, pengaruh alkohol, obat-obatan tradisional, dan lain-lain.
Anak-anak down syndrome punya tiga karakter khas, yaitu secara intelektual rendah, secara mental terbelakang, dan secara fisik mereka juga lemah.
Sebagai orangtua dari seorang anak dengan down syndrome, memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu anaknya dalam mencapai potensi terbaiknya. Tak dipungkiri, mayoritas orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome pada awalnya akan mengalami shock yang mengakibatkan depresi, sedih, berkabung, merasa takut, marah, kecewa, dan tak berdaya. Wajar apabila awal mengetahui anak menderita kelainan, orang tua sedih. Namun dijamin pencapaian selanjutnya sangat signifikan dan menarik untuk dilihat. Dan sangat dianjurkan bagi semua orang tua yang anaknya mengalami down syndrome, agar anak sejak bayi sampai usia 3 tahun mengikuti program interval awal dimana program-program ini biasanya memiliki staf yang terlatih untuk memantau dan mendorong perkembangan anak secara intensive. Mengakrabkan diri dengan anak adalah salah satu kunci yang paling penting bagi para orangtua untuk menjaga ketahanan mereka dan untuk menyadari apa yang dihadapi untuk penyesuaian diri dengan kondisi yang ada. Mencapai keterampilan dasar anak seperti belajar untuk makan sendiri dan memakai pakaian secara mandiri, memang sering memakan waktu lebih lama untuk anak-anak dengan down syndrome.
Namun, percayakah Anda jika ternyata, seorang anak down syndrom, bisa menjadi seorang pengusaha? Melebihi harapan rata-rata terhadap mereka?
Ini buktinya!
Ada lagi nih,
Satu lagi, namanya Tim, punya restoran Tim's Place, yang menyediakan menu sarapan dan makan siang, buka tujuh hari dalam seminggu.
Kok bisa ya mereka semandiri ini?
Hal ini dapat dicapai dengan dukungan penuh kasih sayang dari keluarga. Orangtua menyisihkan waktu setiap hari untuk terus mendampingi anak berlatih dan menjaga sikap positif. Ketika membantu anak belajar menjalankan tugas-tugasnya sangatlah penting disertai dengan memberi semangat dan dorongan positif kepada anak untuk selalu mau belajar, bersosialisasi, dan aktif secara fisik. Misalnya, mendaftarkan anak di kelas dengan anak-anak lain pada usia yang sama. Selalu berinovasi dalam menciptakan cara-cara untuk selalu merangsang keterampilan berpikir anak dan hindari membuat tugas dan latihan yang semakin mempersulit cara berpikir mereka.
Wah, jika banyak pemuda normal Indonesia yang punya semangat wirausaha seperti mereka, tes CPNS jadi sepi peminat lah ya, dan anggaran belanja negara untuk gaji pegawai bisa ditekan. Weleh..weleh..! :)
Sumber: majalah-lifestyle, psycholovegy, sheknows

Tidak ada komentar:
Posting Komentar