Minggu, 05 Januari 2014

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Suka Menonton TV?

Rumah tanpa TV? Sepertinya langka sekali ya? Apalagi rumah yang banyak anak-anaknya Biasanya orang tua menyediakan TV supaya anak-anak tak mengganggu kegiatan ayah dan bundanya. Ada yang menyediakan dvd player, supaya anak-anak tak menonton acara tv sembarangan atau berlangganan tv kabel.
Sebenarnya bagaimana cara mengatur anak supaya bisa mandiri menentukan acara tv yang baik untuknya?



Seorang pakar bernama Wartella (1980) mengatakan bahwa anak-anak dari umur yang berbeda akan memiliki keterampilan pemprosesan-informasi terhadap situasi menonton TV. Selama masa kanak-kanak, anak-anak akan tumbuh dan terjadi perubahan baik dalam kemampuan kognitif maupun dalam hal pemahaman mereka terhadap dunia sosial mereka. Kemampuan  yang berkembang ini kemudian tecermin dalam cara anak-anak dari usia yang berbeda memahami pesan TV.



Interaksi anak dan TV terus mengalami perkembangan. Nanti, pada saat anak berada di rentang usia 8—12 tahun, ia mulai menunjukkan kemandiriannya dengan memilih media sendiri, lepas dari pengaruh orangtuanya, dan lebih ditentukan oleh hobi atau minatnya. Menurut Acuff (1997), anak-anak pada usia tersebut menunjukkan ketertarikan yang besar pada acara aksi dan komedi di TV.

Para ahli berpendapat, ketertarikan anak terhadap TV sangat bisa diarahkan sedari kecil. Yang efektif untuk ini adalah tindakan yang disebut “mediasi orangtua”. Sesuai namanya, pada mediasi, orangtua menjadi perantara antara TV dan anak. Beberapa tindakan mediasi contohnya: orangtua mendampingi anak menonton TV, orangtua memberitahu anak jika ada hal-hal buruk (atau sebaliknya hal-hal yang baik) yang tampak di layar, atau orangtua mengatur pola menonton TV anak.

Dari berbagai bentuk mediasi, yang paling potensial memengaruhi ketertarikan anak terhadap TV adalah bentuk mediasi yang mengatur pola menonton TV anak. Bentuk ini dikenal dengan istilah “mediasi restriktif”.
Restriktif artinya “pembatasan”. Pada bentuk mediasi ini orangtua membatasi akses anak terhadap TV. Di sini orangtua mengatur pola interaksi anak dengan TV dengan melakukan pembatasan-pembatasan seperti menyeleksi acara yang boleh ditonton anak (hanya yang sehat dan tepat dengan usia anak yang boleh ditonton), berapa lama boleh menonton (sehari maksimal 2 jam) atau kapan boleh menonton (misalnya menonton jika pekerjaan sekolah sudah dikerjakan).

Karena acara TV banyak yang tidak aman bagi anak dan tidak pantas ditonton anak, sangat dianjurkan agar orangtua melakukan mediasi (khususnya mediasi restriktif). Jika kebiasaan ini sudah dilakukan sejak dini, akan terbentuk pola yang baik pada diri anak dalam hal mengakses TV. Nanti, dari kebiasaan baik ini, pada diri anak akan tumbuh “mekanisme pembatasan” sendiri. Dengan demikian orangtua dapat menangkal efek negatif TV kepada anaknya.



Sumber: ummi, healthyoffspring, theparentreport

Tidak ada komentar:

Posting Komentar