Kamis, 05 September 2013

Pendidikan Seks untuk Balita


Berbincang tentang seks dengan anak bukanlah hal tabu kan Ma?... Pastinya bukan mengenai intercourse. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Salah satu informasi yang diberikan adalah pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen agar tidak terjadi 'penyalahgunaan' organ seksual tersebut. Tentu saja ada momen -momen yang pas untuk ngobrol soal seks dengan si kecil. Membicarakan seks dengan anak yang masih balita bisa saja dilakukan ketika sedang mandi, dengan menyebutkan nama-nama bagian tubuhnya seperti vagina atau penis. Ketika Mama hamil lagi bisa bercerita pada si kakak bagaimana proses hamil dan kelahiran adeknya kelak.

Menurut psikolog Sani B Hirawan, MPsi dalam tulisan detikHealth, pendidikan seks sebaiknya dimulai sejak dini hingga seseorang menikah. "Bagusnya pendidikan seks ini diberikan jika sudah terbangun dialog dua arah antara orangtua dengan anak, yaitu sekitar usia 2-3 tahun," jelas psikolog Sani.

Bagaimana merespon pertanyaan si kecil seputar seks?
1. Jangan menertawakan rasa keingintahuan mereka.
2. Berekspresi wajar tanpa terlihat malu atau serius sekali.
3. Jawablah sesimpel mungkin.
4. Jujur tentang nama-nama bagian tubuh yang ditanyakan.

Contoh pertanyaan dan jawaban yang mungkin bisa membantu anda :
Bagaimana bayinya bisa masuk ke dalam perut? Jawab : Itu merupakan hasil hubungan yang spesial dari ayah dan ibunya.
Bagaimana caranya bayi dilahirkan ? Jawab : dibantu oleh dokter dan perawat ketika bayinya siap lahir (jawaban sederhana) atau biasanya ibu mengeluarkan bayi mereka melalui vagina.
Mengapa tidak semua orang punya penis? Jawab : Anak laki-laki dan anak perempuan diciptakan berbeda. 
Mengapa ayah/ibu memiliki rambut di bawah? Jawab : Tubuh manusia berubah ketika bertambah besar/dewasa.

Keingintahuan mereka tentang alat kelamin adalah hal normal. Yang harus kita jelaskan juga adalah bahwa tidak sembarangan orang boleh melihat dan memegangnya, kecuali dokter, perawat, atau orangtua jika memeriksa ada yang sakit di daerah kemaluannya.



Sumber: healthychildren, detikhealth, aboutkidshealth
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar