Senin, 24 Juni 2013

Seberapa Pentingkah Tidur Siang Bagi Balita?


Berdasarkan hasil penelitian University of Arizona, tidur siang menambah kemampuan anak usia 15 bulan untuk memproses informasi yang dia dapatkan dan mengaplikasikan pengetahuan itu pada suasana baru. Satu kali tidur siang yang sehat (atau dua kali) membantu anak agar tidur lebih nyenyak di malam hari. Anak di bawah 2 tahun yang tidur kurang dari 12 jam per hari, sudah termasuk tidur siang, punya risiko dua kali lipat kelebihan berat badan pada usia 3 tahun. Dan bukti klinis kini menunjukkan bahwa anak yang cukup tidur siang cenderung lebih tidak rewel sepanjang hari.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Medical School Harvard University menunjukkan bahwa anak yang rutin tidur siang memiliki pertumbuhan tubuh yang lebih optimal dibandingkan dengan anak yang nggak mau tidur siang. Hal ini diakibatkan oleh hormon pertumbuhan atau yang disebut human-Growth Hormone (h-Gh) lebih aktif mengalir dalam darah saat anak tidur siang. Hormon ini diproduksi oleh otak dan bekerja sama dengan hormon lainnya, seperti hormon gondok, anak ginjal, tulang, dan otot, mereka membantu proses pertumbuhan tubuh anak.

Nah, dari penelitian-peneliti di atas sudah jelas bukan betapa pentingnya tidur siang bagi balita . Namun adakalanya sikecil tak mau tidur siang karena keasyikan main atau tak bisa tidur karena diganggu terus sama kakaknya atau Anda tak bisa menemaninya tidur siang karena punya jadwal lain. Jangan khawatir bunda, mama, berikut beberapa tips untuk membuat si kecil mau mengistirahatkan tubuhnya:

1. Sebisa mungkin buat kamar menjadi sejuk, gelap, tenang, dan nyaman, sehingga dia merasakan suasana malam hari, kata Pakkay Ngai, MD, pulmunolog anak dari Hackensack University Medical Center, New Jersey.

2. Cari peluang untuk membuat dia tidur,” kata penasihat Parents Jodi Mindell, PhD, penulis Sleeping Through the Night. Cari tanda-tanda anak kelelahan, seperti menguap atau rewel. Lalu tidurkan dia sesegera mungkin karena anak yang terlalu lelah bisa berperilaku enerjik dan hiperaktif.

3.  Biasanya anak lebih suka tidur pada jam-jam yang bisa diprediksi –biasanya sekitar pukul 9.30 dan 14.30 untuk bayi dan pukul 13.00 untuk batita dan balita. “Kenali pola biologis anak Anda dan tidurkan dia pada jam yang sama selama beberapa minggu,” kata Dr. Mindell. Bangunkan dia pada jam yang sama setiap hari jika dia tidak bisa bangun sendiri.

4. Sebagian anak tidak mempermasalahkan dimana mereka tidur. Namun sebagian lain menganggap tempat adalah masalah. Jika anak Anda termasuk dalam kategori kedua, usahakan dia selalu berada di rumah saat jam tidur siang.

5. Sebisa mungkin buat dia nyaman saat Anda sekeluarga sedang bepergian. Jangan lupa membawa selimut favoritnya, boneka kesayangan, dan (jika dia menggunakan) empeng.

6. Minta si kakak agar bermain dengan tenang di kamar saat Anda sedang menidurkan adik batita. Jika si kakak mengganggu adik, ajak kakak ke ruangan lain dan biarkan dia melakukan aktivitas yang aman hingga Anda selesai menidurkan adik. Jika kakak dan adik berbagi satu kamar, Anda bisa mencoba kiat ini: Minta kakak untuk pura-pura tidur saat adik mencoba tidur. Setelah beberapa menit, kakak boleh meninggalkan kamar -dengan tenang- dan menikmati waktu one-on-one bersama Mama.

Kalau beberapa tips di atas tak mempan juga, dan  Mama masih khawatir anak kurang istirahat, maka perhatikan saja jumlah jam tidurnya selama 24 jam. Para pakar sepakat bahwa kebutuhan tidur batita adalah 12 – 14 jam per hari. Jadi, jika anak pergi tidur pada pukul 8 malam dan baru bangun pada pukul 8 keesokan paginya, maka dia sudah mencukupi kebutuhan tidurnya dalam satu hari—meski tanpa tidur siang.



Sumber:  http://www.parentsindonesia.com
               http://www.parenting.co.id
               http://family.fimela.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar