Sabtu, 12 Oktober 2013

Anak Cerdas Finansial Sejak Dini




Saat ini masalah uang menjadi salah satu pemicu stress dalam rumah tangga. Orang tua yang pusing akibat masalah keuangan, menularkan stersnya pada anak-anak. Rumah menjadi penuh teriakan, protes sana protes sini, perdebatan yang tiada henti antara suami istri maupun orang tua dengan anak-anak. Pangkal masalahnya,  ‘duit’. Tak heran jika para musisi pun menuangkannya dalam karya musikalnya. “Gara-gara duit orang bisa positif, gara-gara duit orang bisa negatif…”

Terutama anak-anak,  betapa stres dan frustasinya mereka ketika orang tuanya sedang mengalami masalah keuangan. 91% anak-anak di Amerika mengalami ini berdasarkan survey oleh American Psychological Association pada tahun 2010. Bisa jadi hal ini juga menimpa keluarga-keluarga di Indonesia.

Penelitian menunjukkan, kesulitan ekonomi seperti ketidaksanggupan membayar tagihan-tagihan yang menumpuk membuat orang tua semakin stres. Selanjutnya anak-anak terkena imbasnya. Selain kondisi rumah yang tak  membahagiakan lagi, anak-anak bisa jadi tak bisa bersekolah lagi sehingga masa depan mereka pun menjadi suram.

Namun anak-anak yang pernah mengalami kesulitan ekonomi lebih awal, biasanya menjadi anak yang memiliki kecerdasan financial yang lebih baik daripada teman sebayanya. Termasuk  menjadi orang tua yang lebih bijak dalam mengajarkan masalah keuangan kepada anak-anaknya sendiri.

Tips mengajarkan keuangan pada anak:
Berbicaralah terbuka kepada anak-anak, termasuk mengenai keuangan keluarga.
  • Berdiskusi dengan anak remaja bisa dilakukan karena mereka bisa jadi sudah pernah membaca tentang ekonomi di buku pelajaran sekolah maupun di majalah-majalah dan internet
  • Cara Anda menyampaikan kekuatiran mengenai masalah keuangan akan mempengaruhi pemahaman anak akannya. Cobalah untuk membuka pikiran mereka dengan berdiskusi. Dengarkan apa pendapat mereka, ide mereka dengan masalah yang sedang dihadapi, supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Bisa saja kan mereka jadi berpikiran, “Mama Papa, pelit, mau beli ini ga boleh, beli itu nanti saja!”…
  • Gunakan krisis keuangan sebagai kesempatan untuk mengajari anak mengelola keuangannya. Ajari mereka utuk menabung dan mengatur  pengeluarannya sedemikian rupa. Mereka harus dipahamkan kapan bisa membeli sesuatu yang mahal, dan kapan harus menahan keinginan belanja. Tahu dengan prioritas.
  • Lebih perhatian dengan anak, sehingga komunikasi dengan anak menjdi lebih mudah, walaupun mereka tidak dihadiahi dengan macam-macam barang  yang diinginkannya. Ketika Anda stres, anak-anak akan meniru gaya Anda dalam menghadapinya. Perkuatlah kebersamaan keluarga. Tak harus mengeluarkan biaya mahal. Bisa dengan sekedar jalan bersama ke taman, atau menonton acara keluarga di tv, di rumah, bersama-sama tentunya. Pokooknya.., menghabiskan waktu dengan kegiatan menyenangkan.



Sumber: apa, families

Tidak ada komentar:

Posting Komentar