Kamis, 29 Agustus 2013

Memahami Anak dengan Memahami Tipe Kepribadiannya

Berbagai macam tingkah-polah anak-anak harus dihadapi orangtua setiap harinya. Sebagai orangtua, kitalah yang seharusnya memahami mereka. Bukan sebaliknya. Dengan mengetahui dan memahami kepribadiannya, mudah-mudahan kita bisa menjadi orangtua yang lebih bijak dan anak pun bertumbuh kembang dengan baik karena hari-harinya bahagia tanpa banyak tekanan. Kita simak yuk Ma, uraian berikut ini..

Tipelogi kepribadian yang sangat banyak dipakai oleh family terapis, oleh para HRD manager ataupun praktisi-praktisi di sumber daya manusia untuk menganalisa kepribadian seseorang,  membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguinis, phlegmatis dan melankolis.

Koleris
Mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin, yah dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris.

Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati.

Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangatlah kecil sekali kemungkinannya kita menemukan seseorang yang koleris sejati. Artinya seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol semuanya.

Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut. Misal : “Jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan”.

Sanguinis.
Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris, yah sanguinis adalah orang yang senang menjadi pusat perhatian. Jika Anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguinis. Ya, sanguinis adalah pusat perhatian. Jika Anda melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya.

Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi Anda menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguinis.

Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang Ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada kita. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert.

Melankolis 
Adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar ok semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan dan suka warna warna yang memiliki perpaduan warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. 

Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang melankolis sangat detail, begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa.

Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali saya jumpai mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini, dsb. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.

Phlegmatis 
Adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja. 

Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis. Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. 

Phlegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa mengatakan “nak sekarang makan ya”, “ya” kalau Anda sibuk, Anda bisa mengatakan “nak, sekarang Mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya”, “iya” anak phlegmatis tidak akan menuntut Anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak phlegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “ngga enak” untuk memintanya.


Nah, sudah paham kan Ma, tipologi koleris, sanguinis, melankolis dan phlegmatis. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah tidak ada satupun tipologi kepribadian ini yang lebih baik daripada lainnya. Artinya kita semua mempunyai kadar dari keempat tipologi kepribadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada unsur phlegmatis, ada unsur koleris dan ada unsur sanguinis-nya. Hanya saja di bagian mana kita dominan dan itu yang membentuk kita, itu yang membedakan kita dari yang lainnya.

Variable atau kadar perbedaan dari setiap kepribadian ini membuat kita menjadi begitu unik. Tak ada satu orangpun yang memiliki komposisi yang sama, semuanya begitu berbeda. Dan satu hal yang paling penting, adalah seperti yang tadi saya katakan bahwa tidak ada yang baik, tidak ada yang buruk disini. Yang ada adalah pada saat kita tidak menyadari berhadapan dengan siapa dan kemudian kita tidak bisa menjalin suatu komunikasi, itu karena kita tidak bisa memahami persepsinya.




Sumber: pendidikankarakter, momeomagazine

Minggu, 25 Agustus 2013

Saat si Kecil Belajar Membaca


Sudah mulai mengajarkan sang buah hati membaca Ma?..
Cara apa ya, yang paling asyik buat melatih si kecil membaca. Sebagai anak kecil, hal yang wajar jika ia gampang bosan dengan suatu kegiatan. Kita intip yuuk tips mengajarkan balita membaca..

Mama bisa coba yang berikut ini yaa...
  1. Sediakan buku kecil dengan kertas tebal. Setiap halaman buku hanya ada satu gambar. Misalnya gambar mobil warna merah dengan roda berwarna hitam. Halaman berikut, gambar satu pohon besar. Lihat gambar, ceritakan apa saja yang ada dalam gambar. Misalnya; “Ada pohon besar. Di pohon itu ada sarang burung. Di dalam sarang, ada ibu burung dan anaknya”. 
  2. Tunjuk dengan jari apa yang Anda katakan. Ketika Anda menyebut kata “pohon”, tunjuk gambar pohon dengan jari Anda. Tunjuk sarang burung ketika Anda menyebut “sarang burung” Tindakan Anda menuntun pikiran anak agar mengaitkan kata dengan gambar karena kemungkinan anak Anda belum pernah melihat sarang burung yang sesungguhnya.
  3. Manfaatkan poster, flyer, brosur. Sebutkan gambar-gambar pada brosur, flyer atau poster tersebut. Misalnya, brosur tentang perumahan yang baru dibangun, ceritakan pada anak tentang rumah. Misalnya, “Ini rumah. Di rumah ini ada satu mobil, warnanya kuning. Ini halaman rumput untuk bermain sepak bola. Ini pohon, ada burung-burung sedang mencari makan.”
  4. Lakukan berulang-ulang karena anak belajar melalui pengulangan. Usahakan cerita yang Anda buat kemarin, sama dengan hari ini. Tujuannya agar anak bisa mengingat kata-kata yang Anda gunakan untuk bercerita.
  5. Ajak anak aktif. Misalnya; “Ini keranjang buah. Di keranjang ini ada tomat. Coba tunjuk, mana tomatnya?”
  6. Beri pujian saat anak aktif terlibat. Pujian sederhana seperti “pintar” atau memberi tepuk tangan, penting bagi anak. Mengetahui perilakunya mendapat persetujuan, dia akan mengulangnya.
 Selamat melatih si kecil ya Ma.. :)



Sumber: ayahbunda, icanteachmychild

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kapan Mulai Mengenalkan Warna Pada Anak?

Tak harus ditarget ya Ma, waktunya. Berkenalan dengan warna bisa saja dimulai sejak masih bayi. Ketika sedang bercengkerama dengan si kecil, Mama secara otomatis dapat menyebutkan warna-warna yang ada di mainannya misalnya. Ketika sedang jalan-jalan sore, Mama juga bisa lho bilang, "Wah, ada mobil merah lewat dedek..! Oh, helm Om itu, yang dipake dikepalanya, biru ya..".

Anak yang perkembangannya normal, biasanya sudah bisa mengenal perbedaan warna sejak usia 18 bulan. Pada masa itu ia mulai mengenali persamaan dan perbedaan bentuk, ukuran, dan tekstur. Namun, baru pada usia 3 tahun, anak mulai benar-benar kenal warna.

Penelitian Dr.Nikki Pitchord dari Universitas Nottingham, Inggris dan Dr.Kathy Mullen dari Universitas McGrill, Kanada tentang perkembangan kognitif warna menemukan bahwa anak usia 3 tahun bisa menyebutkan warna merah, oranye, hijau, biru, ungu, merah muda, hitam dan putih dengan benar. Namun, anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebutkan warna cokelat dan abu-abu dengan benar.

Namun perkembangan kemampuan anak mengenali dan menyebut warna secara benar sangat tergantung kepada kemampuannya berbicara dan mengingat. Dan jangan lupa untuk memberikan jawaban benar atau salah secara demonstratif juga, agar balita semakin antusias untuk belajar.



Sumber:  ayahbunda, kompas

Jumat, 23 Agustus 2013

Masalah Itu Berkah atau Musibah?


Tak ada satupun manusia di dunia ini yang luput hidupnya dari masalah. Tak ada yang bisa menghindar dari masalah yang adaa ajaa setiap saat. Apa kita harus menyerah ketika mas alah ini datang menghampiri kita?.. Tentunya kita harus berjuang dulu kan Ma..?

Berbagai macam masalah menimpa individu yang berbeda, entah urusan rumah tangga, pekerjaan, hubungan dengan masyarakat sekitar, atau malah dengan diri sendiri. Karena adakalanya kita mengalami konflik batin ketika dihadapkan pada suatu hal yang bertentangan dengan prinsip pribadi.

Kejadian yang dialami dalam hidup, terlebih lagi ketika kita merasakan itu sebagai beban berat yang menyesakkan dada, pada dasarnya adalah ujian. Seberapapun dahsyatnya, pilihan tetap ada di tangan kita; tabah dan sabar menghadapinya, atau sebaliknya, menyerah kalah dan terpuruk tak berdaya dalam arus kesulitan.

Menurut psikolog Dra Eva Septiana Barlianto MSi, ketabahan adalah ketangguhan seseorang ketika dia menghadapi masalah. Seorang yang tabah bersikap dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Lalu, apa manfaat yang kita peroleh bila kita menjadi pribadi yang tabah?

Mampu Bertahan
Orang yang tabah selalu berpikir positif, seperti, 'Oke, saya mampu menghadapi masalah ini.’ Atau, ‘Baik saya salah, tapi saya bisa menyelesaikannya.' Efeknya akan muncul kekuatan untuk bertahan. “Penyakit, seperti mual-mual, diare, gatal-gatal/eksim, bahkan sakit lambung (maag) sering menjangkiti orang yang kurang tabah,” ujar Eva.

Menemukan Solusi
Terkadang, solusi dari permasalahan yang kita hadapi tidaklah sulit dicari. Hanya, kita terburu panik, histeris, marah, dan sebagainya sehingga akal sehat kita tertutup oleh luapan emosi tersebut. Ketika mampu menerima suatu masalah dengan lapang dada, biasanya otak kita perlahan menjadi jernih. Dan tanpa kita sangka berbagai alternatif solusi muncul. Benang ruwet masalah pun bisa terurai satu demi satu.

Dapat Mengambil Hikmah
Ketika suatu saat berhasil menyelesaikan masalah, orang yang tabah akan berkata, ‘Oh ya, Alhamdulilah saya berhasil menyelesaikan masalah itu. Saya menemukan solusinya. Jika suatu saat nanti saya menghadapi masalah yang sama, saya sudah tahu jalan keluarnya,’” urai lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Masalah, nyatanya, bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri.

Percaya Diri
Orang-orang yang berhasil melalui berbagai tantangan dan mampu menyelesaikannya dengan baik, biasanya memiliki kepribadian yang istimewa. Dia tangguh, berani, tak mudah menyerah, ulet dan percaya diri. Ini kelebihan dirinya yang tak dimiliki orang lain yang hidupnya lempeng-lempeng saja.
“Ketabahan memiliki efek positif, baik pada fisik maupun psikis. Fisik menjadi kuat, tak gampang sakit. Secara mental dan psikologis juga sehat, serta dia berkembang menjadi pribadi yang percaya diri. Dia punya semangat dan antusiasme untuk menyelesaikan masalah,” tambah Eva.
Sebaliknya apa yang akan terjadi jika kita tidak tabah menghadapi berbagai bentuk ujian dalam hidup? Umumnya akan muncul pikiran negatif yang tak produktif. Kita 'berkubang' dalam kesedihan, mengasihani diri sendiri, menyalahkan orang lain. Dan kita jadi tak termotivasi menyelesaikan masalah. Akibat lainnya, ketahanan tubuh menurun. Bahkan nyawa bisa terancam.
Memang tak mudah menumbuhkan ketabahan. Memulainya dari sekarang adalah langkah tepat agar kita menjadi pribadi istimewa yang kuat jiwa dan raga. Allah tentu akan memberi imbalan yang tak ternilai untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa tabah. 


Sudah tambah yakin kan Ma, habis gelap pasti terbit terang.... :)



Sumber: ummi, fanpop

Senin, 19 Agustus 2013

Melakukan Maternal Talk Untuk Menggenjot Kemampuan Bicara Anak


Pada usia 6-12 bulan bayi mulai bisa membedakan bahasa yang sering didengar/digunakan dan yang asing baginya. Di usia itu, ia juga mulai mampu merespons suara manusia di sekitarnya.

Maternal Talk atau bicara keibuan , dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak.
Bagaimana caranya? Mama dapat mencoba tips berikut yaa....

Yang harus Mama lakukan adalah:

1. Hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan saat bayi mulai berceloteh.

2. Dengarkan celotehnya dan jawab dengan kalimat percakapan.

3. Saat berdialog, tatap matanya.

4. Usahakan memakai bahasa ibu yang konsisten. Bila menggunakan dua bahasa sehari-hari, pilih dan gunakan satu bahasa saja.

5. Balas celoteh bayi dengan bunyi yang sama. Misal, “mamama.. babababa....” celoteh si bayi. Anda membalas, “Iya, Sayang, mamama... babababa....” Bila bayi tertawa, balaslah tawanya.

6. Berdialoglah sesering mungkin dengan bahasa yang baik dan benar.

7. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu. Bila sudah terampil “mendengarkan”, Anda akan memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh buah hati. Karena itu, penting bagi para ibu untuk berlatih terus menerus mendengarkan dan memahami arti celoteh si kecil.

8. Sambil berdialog, sampaikan nama-nama benda di sekelilingnya. Seperti, “Ini kelinci.” Lakukan dengan riang sambil menunjuk boneka kelinci. Ini untuk memberinya bekal pengetahuan.

9. Selingi dengan percakapan bermuatan emosi dan menggali perasaan. Misal, “Adik sedih (sambil ekspresikan muka sedih)?” “Maaf ya, Mama lama datangnya (dengan ekspresi menyesal).” Bila ia kembali tertawa, ucapkan dengan riang, “Nah, Adik senang ya sekarang?” Lanjutkan dengan aktivitas bercanda atau bernyanyi.


Sedangkan yang tak boleh Mama lakukan:

1. Tidak merespons si kecil sama sekali.

2. Membalas sekenanya sambil meneruskan pekerjaan Anda.

3. Menyuruh bayi diam meskipun Anda berpikir hal itu hanya main-main.

4. Menggunakan bahasa yang tidak konsisten, kadang berbahasa Indonesia, terkadang bahasa daerah atau bahasa bayi yang tidak jelas (cadel).

5. Anda adalah role model-nya. Bila ibu tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal itu akan menjadi contoh bagi buah hati Anda berbicara kelak.

6. Memonopoli pembicaraan. Beri kesempatan bayi untuk berceloteh. Caranya, ibu diam, beri kesempatan dan dengarkan.

7. Menghentikan “mendengar” dengan alasan tidak mengerti apa yang diucapkan bayi.

8. Melakukan dialog dan mengajarkan bicara dengan beban target. Bila Anda memperoleh informasi bahwa pada usia tertentu anak dapat menguasai sejumlah kosa kata, itu tidak berarti Anda harus menerapkannya pada bayi Anda. Ibu yang bijaksana akan paham, setiap anak memiliki waktu tersendiri untuk bergerak ke arah yang diharapkan. Berikhtiarlah dengan tenang dan riang.



Sumber: ummi

Sabtu, 17 Agustus 2013

Fase Falik Pada Anak Laki-laki, Apa Itu?


Mama sudah pernah dengar belum yang namanya fase falik pada anak laki-laki?
 
Menurut dr. Oka Negara, pengajar di bagian Andrologi. Seksologi Universitas Udayana, yang juga menjabat sebagai sekretaris di Asosiasi Seksologi Indonesia, fase falik adalah fase di mana si anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya pertama kali. Kalau ditelusuri lagi ada tahapan fase-fase sensasi seksual yang berbeda di tahapan perkembangannya. Usia baru lahir sampai dua tahun, sensasi seksualnya di mulut, sehingga disebut fase oral. Usia 2-3 tahun sensasi seksualnya di dubur, sehingga disebut fase anal. Waktu usia 3-5 atau 3-6 tahun sensasi seksualnya di kelamin, yang disebut fase falik tadi, seringkali tanpa disadari dan dipahami dengan baik. Lalu 6-11 tahun adalah fase laten di mana si anak tidak fokus dengan sensasi seksual tetapi lebih banyak di tumbuh kembang fisik dan kognitif (masa sekolah). Dan usia 12 tahun ke atas sudah masuk fase genital, memasuki perkenalan dan tahapan kehidupan seksual sesungguhnya yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pubertas, dan sensasi seksual sudah dinikmati di organ-organ seksnya secara sadar.
  
Bagaimana cara menjelaskan hal ini pada si kecil?
Dibiarkan saja, selama tidak mengganggu lingkungan sekitar.  Seringkali malah bukan hanya menggesek-gesekkan kelaminnya, tetapi bisa juga, ada kasus, si anak sering telanjang dan memegang-megang kelaminnya di depan orang lain, misalnya di hadapan tamu saat ada yang berkunjung ke rumah atau saat ibunya arisan bareng teman-teman ibunya, kejadian ini kadang membuat malu atau si ibu menjadi tidak nyaman. Kalau kejadiannya seperti ini tinggal ajak ke dalam kamar dan alihkan perhatian, dan jangan dimarahi karena bisa menjadi nanti terekam dalam memori si anak sebagai sebuah kejadian yang baginya memegang kelamin atau beraktivitas seksual itu adalah sebuah hal terlarang, ini akan berpotensi akan persepsi buruk seksual di masa depannya.

Cara yang tepat menanggulangi jika si anak tetap saja menggesek-gesakan penisnya?
Dibiarkan saja, tetapi jika ini terlalu sering dan mengganggu, dialihkan saja ke hal lain, misalnya dengan mengajak bermain yang lain atau diberikan permainan yang lebih menarik dan disukainya.

Apakah kebiasaan ini akan hilang seiring waktu? 
Iya, karena nantinya anak akan beralih ke fase laten. Jadi biasanya, akan berhenti sekitar usia 5 atau 6 tahun biasanya.

Bagaimana cara komunikasi efektif dalam proses pendidikan seks pada anak?
Ciptakan suasana bahwa kebersamaan orang tua, baik ayah dan ibu adalah sebagai sumber informasi seksual yang sama. Tetapi memang akhirnya nanti akan terseleksi, yang sebaiknya lebih berperan adalah yang memang paling punya kualitas waktu terbaik yang paling sering bersama si anak. Misalnya ibunya. Tetapi  bukan berarti si ayah lalu tidak melakukan apa-apa atau tidak berperan dalam komunikasi seksual bersama anaknya, hal ini tetap harus dilakukan.
Di usia bermain, tentu saja ajarkan anak untuk memahami dirinya dengan menyenangkan dan berkomunikasi sambil bermain. Ajarkan anak dengan menggunakan alat bantu permainan yang disukainya, serta libatkan anak untuk mengenali organ tubuhnya dengan baik sambil melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya memberitahukan tentang nama dan fungsi kelaminnya sambil mengajarkan mandi sendiri saat dimandikan di kamar mandi. Ini akan baik buat si anak dan melekat memorinya akan hal baik dan berguna seputar keadaan seksualitasnya.

Apa jadinya jika komunikasi ini gagal dilakukan?
Pahami dulu tentang tahapan perkembangan seksual anak, karena sesungguhnya hal ini wajar dan nanti juga akan menghilang berjalan usia. Sekarang tinggal bagaimana menyikapi ekses dari kejadian yang dilakukan si anak, selama dilakukan di tempat dan bersama orang yang wajar saja, misalnya dengan orangtua saat tidur-tiduran, atau bersama bonekanya.  Tidak usah bereaksi yang bersifat melarang dan memarahi. Biarkan saja. Kalaupun tidak nyaman karena bisa jadi dilakukan di tempat terbuka dan terlalu sering karena hampir tiap hari, cobalah berkomunikasi dengan biasa saja untuk mengalihkan aktivitasnya dengan aktivitas lainnya yang menyenangkan anak, seperti mengajak bermain atau diberikan mainan yang disukai.
Dan sekali lagi jangan dimarahi berlebihan karena bisa menjadi nanti terekam dalam memori si anak sebagai sebuah kejadian yang baginya memegang kelamin atau beraktivitas seksual itu adalah sebuah hal terlarang, ini akan berpotensi akan persepsi buruk seksual di masa depannya.


Sudah siap menghadapi kelakuan bujang kecil Mama kan? :)


Sumber:  mommiesdaily, http://www.studymore.org.uk




Rabu, 14 Agustus 2013

"Mas, Mas!, Aku Suka Kamu!" ! ...



Alhamdulillah, dah fresh lagi kan Mama?... Liburan tlah usai, saatnya kembali ke rutinitas. Selalu semangat kan Ma?..

Setiap tahun, terutama saat menjelang lebaran atau kenaikan kelas anak sekolah, yang namanya Mama-Mama tambah sibuk luar biasa. Apalagi dalam masalah keuangan. Ngomong-ngomong dapat banyak ga angpaunya Ma? Pastinya ada yang dikelurarin dan ada yang masuk lagi kan Ma?

Nah, mengelola yang masuk kembali ini, Mama harus cerdas. Sebaiknya dikemanakan ya Ma?

Salah satu pilihan investasi yang bisa Mama ambil adalah mas. Kenapa mas? Karena mas anti inflasi!
Mama tak perlu kuatir rugi jika menyimpan mas. Mas yang logam itu ya.., bukan mas legam, nanti bapaknya anak-anak ngamuk! hehehhehee... : )

Berikut ini tips cerdas membeli mas:

1. Cek kurs harga mas dulu ya..
Ngecek harga mas di pasaran hari ini bisa di harga-emas.com, pegadaian.co.id, langsung mendatangi toko mas atau ke bagian penjualan PT. Logam Mulia yang merupakan divisi penjualan PT. Antam Tbk, yang merupakan produsen mas di Indonesia, pada hari  kerja Senin-Jumat di logammulia.com. Jika mau beli mas hari Sabtu atau Minggu, bisa cari informasi pada Jumat sorenya.

2. Cek kondisi mas yang mau dibeli.
Bila membeli mas untuk perhiasan yang pastinya sering dipake, perhatikan modelnya pas atau ga di hati. Perhatikan juga ada cacatnya atau tidak. Bila perhiasan tersebut ada permatanya, teliti dengan baik apa ada goresan atau cuilan. Karena saat menjual kembali kondisi terakhirnya akan mempengaruhi harga jualnya. Jika perhiasan itu dalam bentuk gelang atau kalung, perhatikan kuncinya. Pilihlah yang buatan mesin. Biasanya berbentuk S atau disebut debgan toogle. Sedangkan yang buatan tangan biasanya berbentu pencet-pencetan dan gampng rusak jika sering digunakan.
    Terkadang ada perhiasan mas yang berwarna hijau pada bagian pori-porinya. Ini berarti ada sisa bahan kimia yang tidak bersih dicuci. Dan ini biasanya menyebabkan gatal pada pemakai perhiasan tersebut. Anda harus waspada karena bisa jadi ada penjual mas yang mengatakan bahwa ini biasa.

3. Cek kadar kemurnian mas
Kadar kemurnian mas menurut standar internasional adalah:
    - Mas 24 karat adalah mas murni (99,99%)
    - Mas 22 karat memiliki komposisi 91,7 % mas dan dicampur 8,3 % bahan lain, biasanya perak.
    - Mas 20 karat memiliki komposisi 83,3 % mas
    - Mas 18 karat memiliki komposisi 75 % mas
    - Mas 16 karat memiliki komposisi 66,6 % mas
    - Mas 14 karat memiliki komposisi 58,5 % mas
    - Mas 9 karat memiliki komposisi 37,5 % mas

Menurut standar Indonesia:
     -Mas 24 karat adalah mas murni (90 %)
    - Mas 23 karat memiliki komposisi 70 % mas
    - Mas 22 karat memiliki komposisi 40 % mas

Bisa dibilang, sistem jual beli emas di pasar (tradisional–toko emas) memang cukup memprihatinkan karena tidak ada sistem dan standar yang menjadi konsistensi harga, berat maupun kadarnya.

4.  Simpan Segala Bentuk Surat dengan Baik
Setelah membeli, Anda akan mendapatkan beberapa surat seperti kuitansi, sertifikat emas hingga nota pembelian. Simpanlah semua surat yang diperoleh dengan baik, karena akan diperlukan saat akan dijual kembali. Hal ini dikarenakan tidak semua pembeli emas, baik toko atau tempat lainnya, ahli dalam menentukan kadar emas tersebut. Istilahnya belum ada standarisasi. Perlu diingat jika surat-surat penting ini hilang, harga emas Anda bisa jatuh. Simpanlah dalam satu plastik bersama dengan emasnya dan kemudian disegel.

5.  Menyimpan Emas yang Benar
Memiliki emas sama artinya dengan menyimpan barang berharga atau tabungan. Jika emas yang disimpan di rumah tidak terlalu banyak, gunakan kotak atau brankas pribadi. Jika emas tergolong banyak (batangan 1kg ke atas), maka perlu disimpan di kotak deposit di bank. Biayanya tidak terlalu mahal, dan berbeda-beda antara satu bank dengan yang lainnya.

6.  Emas Sebagai jaminan
Emas yang dimiliki bisa menjadi jaminan yang baik untuk memperoleh uang saat keadaan finansial sulit. Bawalah ke pegadaian dan jaminkanlah, emas tersebut bisa ditebus kembali setelah Anda mempunyai uang. Dalam hal ini emas lebih baik digadaikan, bukan dijual, karena jika Anda membeli emas baru dengan ukuran dan kadar yang sama, belum tentu harganya pun sama.

Selamat berhias sekaligus menabung ya Ma... :)


Sumber: wolipop, spillasilver