Jumat, 24 Mei 2013

Growth Spurt Yang Bikin Semaput..

Melahirkan seorang bayi adalah anugerah terindah bagi seorang wanita, sangat penuh perjuangan. Mulai dari mengandung selama 9 bulan dengan segala suka dukanya; ngidam, morning sickness, susah tidur, sampai akhirnya muncullah yang ditunggu-tunggu. Muka manis sang bayi.

baru lahir..


Perjuangan dilanjutkan..
Saatnya menyusui. Tak kalah beratnya dengan proses melahirkan, momen menyusui pun penuh kebahagiaan dan kelelahan. Di awal-awal masa kelahiran, bunda akan sering begadang untuk menemani sang bayi yang minta susu setiap jam sekali. Bahkan di saat-saat tertentu bahkan tidak tidur sama sekali pada malam hari. Inilah masa growth spurt pada bayi. Yaitu ledakan pertumbuhan bayi. Ini normal, bunda tak perlu cemas. Semua bayi mengalaminya.

Apa saja tanda-tanda bayi sedang mengalami growth spurt?
  • Cluster Feeding. Minum nyaris tanpa jeda. Bila jadwal minum biasanya 2-3 jam dan tiba-tiba berubah jadi lebih rapat, kemungkinan besar bayi sedang mengalami growth spurt dan memerlukan asupan lebih banyak.
  • Bayi tidak lagi tidur semalam suntuk seperti sebelumnya. Mungkin dia mengawali tidur seperti biasa, tapi jadi lebih sering terbangun dan terlihat lapar. Pada dasarnya pola tidur masing-masing bayi berbeda-beda, namun perubahan mendadak pada pola tidur bisa mengindikasikan adanya growth spurt.
  • Perubahan jadwal tidur siang. Terbangun lebih cepat dari tidur siang atau jadwal tidur siang yang lebih pendek.
  • Banyak bunda mengeluhkan bayinya suka rewel kalo menyusu. Bila bayi menyusu, lalu berhenti atau melepas perlekatan sambil rewel atau merengek ada kemungkinan dia tidak mendapat aliran susu secepat yang dia mau. 

Kapan terjadi growth spurt ini?
Growth spurt bisa terjadi pada beberapa usia di bawah ini:
  1. Beberapa hari setelah lahir
  2. 1-3 minggu
  3. 6-8 minggu
  4. 3 bulan
  5. 6 bulan
  6. antara 7-9 bulan

Lamanya growth spurt pada bayi antara 2-3 hari sampai seminggu atau bisa juga lebih. Bila berlangsung lebih dari seminggu, bunda harus memastikan asupan kalori dan cairan cukup. Bila pola tidur (siang maupun malam) bayi berubah atau terganggu selama growth spurt, ini akan kembali normal dalam beberapa hari.


Bunda harus tetap berpikiran positif supaya proses menyusui berjalan lancar. Memang berat jika mengalami defisit tidur. Usahakan tidur juga ketika sang bayi tidur sehingga bunda kembali fit dan siap menyusui kembali, menikmati hari-hari bersama sang bayi yang dinanti-nanti..


Salam ASI!.. :)



Sumber: http://mommiesdaily.com
              http://asuh.wikia.com

Senin, 20 Mei 2013

Mencegah Kepala Flat Pada Bayi


Flat..flat..! life is never flat!..
Pada kenyataannya sekarang adalah era flat. Tul ga mommies? Buktinya, kalo dulu tv segede gajah, sekarang layarnya fllaaat!.. Begitu juga monitor komputer, flat!..

Namun kepala bayi flat?!
Itu sih jaman dulu!.. Sekarang eranya kepala bayi bulat sempurna karena telah diketahui bahwa ternyata kepala bayi yang datar atau pipih alias gepeng berpengaruh buruk tidak hanya pada penampilan saja namun juga terhadap perkembangan fisik dan mentalnya. Misalnya, lamban dalam merespons kondisi di sekitarnya, mengalami keterlambatan dalam kemampuan merangkak, berguling, dan mengangkat perutnya dengan bertumpu pada kedua tangannya. Ini merupakan hasil riset Dr. Matthew L. Speltz, spesialis tumbuh-kembang anak dari University of Washington School of Medicine, Amerika Serikat, tahun 2010. Nah lho.. Masih ingin bertahan dengan yang lama?!.. Harusnya ga dong ya.. :)

bayi berkepala bulat





 Bayi yang bagian belakang kepalanya gepeng, biasanya mengalami juga sedikit pergeseran letak kedua daun telinga. Yakni, salah satu daun telinganya ada lebih dekat ke arah wajah sementara daun telinganya yang lain lebih jauh dari wajahnya. Penelitian menunjukkan, kondisi ini lebih banyak dialami bayi laki-laki daripada bayi perempuan, selain juga lebih sering ditemukan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

 
bayi berkepala flat



Jika mommies ingin bayi berkepala bulat sempurna cara berikut bisa dicoba ya..
  • Biarkan bayi tidur dengan posisi miring. Bila Anda sering mengganti posisi tidur bayi di malam hari, biasanya bagian belakang kepala yang mulai mendatar akan segera kembali ke bentuk normal.
  • Ubah posisi tubuh bayi jadi tengkurap selama beberapa jam. Anda harus selalu mengawasinya selama dia tidur dalam posisi ini, untuk mencegah terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
  • Gunakan bantal khusus untuk mencegah bagian belakang kepala bayi menjadi datar. Atau, gunakan selimut yang dibentuk sedemikian rupa untuk mempertahankan bentuk bagian belakang kepala bayi agar tetap membulat selama tidur telentang.
  • Ajaklah bayi bermain dengan posisi tubuh telungkup sesering mungkin.
  • Sering-seringlah menggendong bayi Anda.

Umumnya, dalam 6 minggu bagian belakang kepala bayi yang datar akan segera pulih dengan sendirinya apabila posisi tidurnya sering diganti, serta dilakukan upaya-upaya meminimalkan bayi tidur dengan posisi telentang, baik saat tidur maupun saat terjaga. Apabila bagian belakang kepala bayi Anda tetap terlihat datar dan tidak simetris hingga dia berumur 6 minggu, segeralah bawa ke dokter. Dokter biasanya akan menyarankan untuk memakai helm khusus pembentuk kepala kembali normal. Tapi ingatlah! Mencegah lebih baik daripada memperbaiki. Right?..



Sumber: ayahbunda.co.id
              parentsindonesia.com
              health.kompas.com
              medicalera.com



Sabtu, 18 Mei 2013

Yess.., It's Tummy Time!



Ga terasa Ryon ku dah 4 bulan sekarang. Sudah waktunya untuk tummy time. Apa sih tummy time itu?

Tummy time adalah waktu yang digunakan bayi untuk tengkurap alias bertumpu pada perutnya sambil beraktifitas. Tummy time bermanfaat dalam menunjang perkembangan kemampuan motorik bayi.

Tummy time gencar digaungkan sejak banyaknya terjadi kasus bayi-bayi berkepala gepeng (flat head) atau disebut juga dengan positional pagiocephaly akibat bayi dibiarkan tidur berlama-lama dalam posisi telentang pada bulan-bulan pertamanya. Padahal bagian belakang kepalanya masih lunak.


Beberapa manfaat tummy time

*Menurut Laura Jana MD, dokter anak dari Nebraska, Amerika Serikat, dan penulis buku “Heading Home with Your Newborn”, seperti dikutip webmd.com, karena kebanyakan bayi sekarang tidur dengan kondisi telentang, maka disarankan bayi memperbanyak waktu saat terjaga dengan bermain sambil tengkurap. Dengan tengkurap, Laura mengatakan, bayi akan membiasakan diri untuk tidak hanya memandang sekitarnya dari sudut yang berbeda, juga sekaligus melatih si bayi untuk mengangkat lehernya dan memutar kepalanya sendiri. Hal ini akan membuat otot leher dan pundaknya kuat.

*Tanya Altmann MD, seorang dokter anak di California, Amerika Serikat, menyebutkan, ”Tidak hanya bagaimana dia melakukan itu, saat telungkup bayi juga perlu belajar bagaimana mendongakkan kepalanya saat kegiatan ini.
Bayi juga perlu berlatih untuk dapat memutar kepalanya saat menanggapi apa yang terjadi di sekitar mereka dan menjaganya tetap tegak saat bergerak". ”Seperti juga kejadian penting lainnya pada anak, mereka akan meningkatkan keterampilan melalui latihan teratur,” kata Altmann, yang juga penulis buku “Mommy Calls: Dr. Tanya Answers Parents’ Top 101 Questions About Babies and Toddlers”.

*Merangsang kemampuan bayi untuk menjaga keseimbangan tubuh, melakukan koordinasi pada paha, dan mengontrol gerakan kepala. Selain itu, dalam posisi telungkup,  bayi berlatih menggunakan tangannya untuk meraih sesuatu. Itu adalah kemampuan yang menjadi bekal untuk merangkak (Dr. Henry Shapiro, M.D., Kepala Departemen Tumbuh Kembang Anak di Children’s Hospital, St. Petersburg, Florida, AS).

*Membantu kepala bayi agar berbentuk bulat sempurna


Waktu 'tummy time'

*Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), tummy time dapat dikenalkan dan dibiasakan pada bayi sejak usia 3-4 bulan. Pada umur itu, biasanya otot leher bayi sudah cukup kuat dan ia mulai mampu mengontrol gerakan leher serta kepala, termasuk menegakkan kepala saat tengkurap.

*Chris Tolcher, M.D., F.A.A.P., dokter anak dari University of Southern California School of Medicine, AS, mengatakan,”Sebetulnya tummy time dapat dilakukan beberapa saat setelah bayi lahir, yaitu ketika ia melakukan inisiasi menyusui dini, dengan berbaring tengkurap di perut ibu.  Atau, paling tidak setelah tali pusatnya kering sehingga dia cukup nyaman saat tengkurap.”


Caranya gimana ya..?

  • Tummy time sebaiknya dilakukan rutin setiap hari, dengan membiarkan bayi berbaring dalam posisi tengkurap, selama 15-20 menit.
  • Bagi bayi-bayi yang rewel atau menangis setiap kali ditelungkupkan, cukup lakukan selama 5 menit, 3 kali sehari.
  • Awalnya, mungkin bayi tampak tidak suka atau marah ketika tubuhnya ditelungkupkan. Untuk itu,  mulailah dengan cara menelungkupkan bayi di atas kedua paha Anda, lalu salah satu paha Anda sedikit dinaikkan. Cara lainnya, gendong bayi dalam posisi telungkup,  satu tangan Anda menopang leher dan dadanya, tangan yang lain menyangga perut bayi. Hadapkan tubuhnya ke depan sehingga dia dapat leluasa memandang sekitarnya.

Masalah yang mungkin terjadi adalah bayi terlihat marah, kesusahan, berontak dan menangis. Jangan kuatir, bisa jadi itu karena tubuhnya belum beradaptasi dengan posisi  baru tersebut. Menurut Scott Cohen, M.D., F.A.A.P., dokter anak dari Cedars Sinai Medical Center, AS,  tetaplah melatih bayi, karena  semakin sering berlatih, lama-lama  bayi terbiasa dan menikmati tummy time. Jika bayi tampak sangat tidak nyaman dengan tummy time, misalnya menangis sambil menjerit-jerit, segera angkat dan gendong untuk menenangkannya. Kita dapat mencobanya lain kali dan jangan dipaksakan. Setiap bayi memiliki tahap perkembangan dan kecepatan beradaptasi yang berbeda-beda.


Sumber: okezone.com
              ayahbunda.co.id

Main Tanah Itu Baik!..



Selama ini mungkin banyak bunda yang dilanda kecemasan ketika balitanya mulai suka main tanah. Ada yang takut kotor.., karena malas bersihin kali ya? :) Takut nanti cacingan atau dapat penyakit lain akibat aktifitas balita yang satu ini.

Namun sekarang bunda bisa bernapas lega karena ternyata main tanah itu banyak sekali manfaatnya. Apa saja ya? Kita teruskan yuuk!..

Beberapa hal positif yang diperoleh dari bermain tanah antara lain:

   *Membangun kekebalan tubuh
     Sebuah artikel yang diterbitkan oleh New York Times bertajuk Baby Know: a Little Dirt Is Good for You melaporkan sebuah bukti yang menunjukkan makan tanah baik untuk bayi dan anak-anak. Ini adalah perilaku naluriah yang membantu melatih sistem kekebalan tubuh dengan memperkenalkan mikro-organisme penting ke dalam tubuh seorang anak yang sedang tumbuh berkembang.
"Yang seorang anak lakukan ketika ia memasukan sesuatu ke dalam mulutnya adalah membiarkan respons kekebalan tubuhnya mengeksplorasi lingkungannya," tulis Mary Ruebush, seorang Immunology Instructor dan Microbilogy, dalam bukunya, Why Dirt Is Good. Tidak sebatas hanya sebuah 'praktek' respon imun tubuh yang diperlukan untuk perlindungan, tapi juga memainkan peran penting dalam mengajarkan respon pada imunitas yang belum matang yang selama ini terabaikan."
Fakta yang mengejutkan lainnya adalah  bukti yang berkembang menunjukkan bahwa cacingan justru membantu membangun respon imun. Sementara mereka menghilang dari negara-negara maju karena praktek ultra-higienis, sebagian besar cacing tidak berbahaya bagi orang bergizi baik dan memiliki efek yang baik pada kondisi seperti penyakit radang usus, Crohn dan kolitis ulserativa (peradangan pada usus halus).

   *Bikin cerdas!
     Nah lho? apa iya? kok bisa? Ini jawabannya, sebuah studi baru menunjukkan sisi positif dari bakteri yang tersimpan di tanah yang mungkin tertelan ketika anak-anak bermain di luar. Para ilmuwan menemukan bahwa tikus yang diberi makan kotor yang mengandung bakteri Mycobacterium vaccae dua kali lebih cepat berjalan di sebuah labirin. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam edisi terbaru newsletter Kidsafe NSW Playground.Penelitian ini meyakini bakteri meningkatkan kadar serotonin, mengurangi kecemasan, dan mungkin juga merangsang pertumbuhan neuron tertentu di otak.

   *Membuat anak lebih kreatif
     Mereka akan bebas berimajinasi bikin apa saja dari tanah. Tentu saja hal ini mengembangkankan daya kreasi mereka.

    *Bikin hepi!
      Bermain bersama teman-temannya, tertawa bersama, di luar ruangan, balita mana yang ga senang? tul ga bun?

    *Belajar mencintai lingkungan
     Dengan bermain di luar, mereka mengenal lingkungannya yang ternyata bukan manusia saja. Ada tanah, tumbuhan, yang harus mereka jaga supaya tetap seimbang dan mendukung kehidupannya kelak.

Ternyata banyak sekali ya bun, manfaatnya.. Ya asalkan tetap diperhatikan tanahnya bebas dari kotoran tikus misalnya, waspada leptospirosis!,  dan yang ga boleh lupa juga adalah bersih-bersih habis mainnya.. :)


Sumber: http://health.liputan6.com
              http://female.kompas.com
              http://m.bola.viva.co.id/